Bismillah
Segala sesuatu harus memiliki esensi. Tidak ada yang tidak memiliki esensi. Apakah esensi bekerja? Kiranya, Al-Qur'an Surat Al-Qashash (28) : 77 dapat menjadi pencerahan yang simple namun komprehensif sekali. Berikut ini:
Luas dan lugas sekali apa yang menjadi pokok bekerja dalam Islam, yaitu:
- Mencari kebahagiaan akhirat yang diridhoi Allah Subhanahu wa Ta 'ala
- Memperjuangkan kebutuhan hidup duniawi;
- Menciptakan kesejahteraan sosial; dan
- Menyingkirkan kebinasaan dan kekacauan di muka bumi.
Point pertama merupakan esensi keberadaan, bahwa kehidupan dunia ini semu, yaitu dari tiada, menjadi ada dan akan tiada lagi. Anda yang saat ini sedang membaca artikel saya, dulunya tidak ada, kemudian ada di dunia, dan suatu saat (cepat sekali atau lambat) akan tiada lagi. Kekekalan keberadaan, hanya ada di akhirat. Dimensi yang ini mengungguli dimensi lainnya, dalam tingkatan yang tiada bandingannya. Dan itulah yang paling pokok. Kebahagiaan akhirat harus didahulukan dari kebahagiaan dunia, itulah kesehatan alam berpikir. Kalau sebaliknya, yaitu kebahagiaan dunia didahulukan ketimbang kebahagiaan akhirat, maka itu ciri-ciri alam berpikir yang tidak sehat. Pemisalannya adalah, Anda berangkat dari Jogja ke Jakarta, dan akan menetap selama-lamanya di sana. Anda akan menggunakan Kereta Api Ekspress. Pertanyannya adalah, dimana Anda membaguskan tempat tinggal? Di kereta ? Atau di Jakarta? Sungguh aneh kalau Anda luar biasa sibuk membagusi tempat duduk di kereta, namun lupa menyiapkan rumah tinggal yang indah di Jakarta. Sebagus apapun tempat tinggal Anda di Kereta, Anda akan tinggalkan (dengan sukarela atau paksa) begitu Anda tiba di Stasiun Gambir. Jakarta, atau akhirat adalah tempat tujuan. Dan itulah tempat yang sebagus-bagusnya Anda perbaiki.
Point kedua merupakan keperluan (necessity) hidup, tidak bisa ditawar-tawar.
Point ketiga merupakan kepedulian terhadap sesama.
Point keempat merupakan skala yang luas terhadap kepedulian sesama di dunia fana ini.
Catatan:
- Hm, ini kebetulan saya sedang Khuruj 3 hari (bulanan) di Masjid Muttaqien, Karang Malang, barat Universitas Nasional Yogyakarta (UNY). Dan, sebelum berangkat kesini, saya beli buku yang berjudul Tafsir Qur'an Tematik : Giat bekerja. Indah sekali…
- Ayat sebelumnya menjelaskan tentang Qarun yang menyombongkan hartanya dan ditegur oleh kaumnya agar jangan berbangga.
[28:76] Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa1139, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri".
Kemudian ada sebagian kaumnya yang mengatakan bahwa hidup tidak boleh mencari harta, namun sekedar cukup keperluan makan/minum/dsb. Nah, ayat ini menegur agar meletakkan kerja pada posisi yang berimbang, yaitu dunia sebagai sarana, bukan tujuan, untuk mencapai kebahagiaan akhirat. - Ayat selanjutnya menegaskan kesombongan Qarun dengan mengatakan bahwa hartanya itu ia dapatkan karena ilmu yang ada padanya.
[28:78] Karun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku". Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka. - Ayat selanjutnya menunjukkan betapa Qarun memamerkan kesombongannya terhadap hartanya, dan betapa ada kaumnya yang terpesona dan menginginkan hal serupa.
[28:79] Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya1140. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar". - Namun kemudian ayat selanjutnya menegur mereka.
[28:80] Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar". - Dan diakhiri dengan apa yang diterima oleh Qarun berupa adzab :
[28:81] Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya). - Betapa indah cara Al-Qur'an menegur antara orang yang gila kerja dan lupa akhirat dan orang yang mencari akhirat namun malas bekerja. Solusi? Antara itu. Islam adalah agama yang seimbang.
2 comments:
Menurut pendapatku, tentang artikel ataupun ulasan ringan yang anda buat, mungkin terasa kurang lebih menjelaskan perihal hubungan ataupiun relasi antara ulasan anda dengan judulnya giat bekerja lebih terorientasi lagi, mungkin anda lebih cendrung menunjukkan tentang hasil dari kesombongan manusia yang telah sukses namun lupa akan allah, harap dimaklumi komentar saya, asl wb
terimasih sblmny y
tidak, esensi dr artikel sy, adalah sy brusaha mencari hakikat kerja itu sendiri. hakikat terdalam, berdasar ayat yg pertama kali sy bahas
adapun ttg kesombongan manusia yg "sukses" (sy kutip krn sukses bkn masalah harta melimpah y), itu adalah penjelasan berkaitan ayat2 sebelumnya, perihal qarun.
cb perhatikan kalau saya meletakkan perihal qarun tsb setelah kata Catatan, karena memang bukan topik utama. :)
Sekali lg \, terimakasih
Post a Comment