Itu yang seharusnya dilakukan, bukan hanya senang menerima pekerjaan (karena akan mendapat bayaran). Tapi tidak mudah melakukan ini, karena :
- Keinginan membantu atau (terkadang) menyelamatkan seseorang dengan kemampuan saya sering lebih besar, dari kemampuan saya (atau kepahaman saya) terhadap kemampuan saya itu sendiri. Akibatnya, terkadang orang tersebut malah tidak bisa terbantu.
- Tapi kalau tidak saya bantu, terkadang ... tidak ada yang membantu. Pernah ada kasus, teman UGM, suatu saat saya datang ke rumah saya, dan meminta bantuan untuk masalah tugas akhir. Karena kasusnya, saya merasa tidak expert disitu, maka saya tolak. Nah, beberapa bulan kemudian, satu semester mungkin, saya ketemu lagi, walah, masih belum selesai. Akhirnya saya minta datang saja lagi ke rumah saya, saya coba. Ya, selesai, meski susah payah.
- Resiko kegagalan, sepertinya harus saya pertimbangkan berdasarkan kesibukan saya. Jika saya merasa padat, sebaikya saya tolak atau saya katakan akan saya terima dalam 3 minggu atau 1 bulan lagi.
NB:
- Apalagi jika menyangkut jarak, wah saya ternyata masih tak bs bergerak leluasa.
- Alhamdulillah...
2 comments:
alasan yang tepat untuk menerima atau menolak pekerjaan adalah demi menjaga keseimbangan, bukan begitu? :)
keseimbangan ritme kerja kita ya Pie?
insya Allah...
* saya belum pintar menilai diri, dan bertindak berdasar penilaian saya itu
Post a Comment