Friday, December 14, 2007

Perbedaan Jam Kerja Saat Anda Sebagai Karyawan dan Saat Anda Mandiri

Dari segi totalnya?
Insya Allah saat Anda mandiri akan lebih banyak jumlah total kerjanya...
Hm.. atau tidak? (terserah cara kerja Anda)
Yang jelas dari segi bebasnya... Anda yang mengatur...
Artinya, Anda memiliki kebebasan total,
tanpa batas.

Sekedar gambarannya,
ada satu hari dimana saya merasa sangat malas untuk keluar dari rumah,
dan ingin menghabiskan waktu dengan Al-Fath dan Ela saja.
Maka, ya sudah, itulah yg saya lakukan selama dua hari penuh.

Atau ada hari dimana saya butuh dan antusias sekali untuk mengerjakan suatu riset penting,
maka 3 hari itu saya isi penuh dengan kesibukan desain dan koding.
Ups, tapi itu tetap saya lakukan di rumah.
Hanya sesekali saya keluar,
saat butuh koneksi Internet,
karena belum memilikinya via Mobile,
meski insya Allah sudah akan ada
(Alhamdulillah, memudahkan riset via internet dan membahagiakan istri dengan tetap di rumah)

Kalau saya di Warnet, itu pun saya atur untuk mengusahakannya mulai dari jam 6 sampai jam 8,
setelah sholat subuh berjama'ah di masjid, taklim Fadhilah Amal, zikir pagi dan sholat Isyraq 2 sampai 12 raka'at.

Namun, hehe, kalau saya pas lagi bergairah sekali,
maka ada kalanya saya berangkat ke Warnet mulai jam 12 malam, sampai masuk Subuh.
Kemudian sholat subuh, tetap di masjid, dan akhirnya, kalau kuat saya mengikuti taklim (atau kalau sudah seperti ini jadi jarang, karena saya pasti akan terkantuk-kantuk),
atau kalau tidak, maka saya ijin dan pamit pulang setelah subuh
(atau, hehe, tak pamit jg tak pa pa),
dan tidurlah saya dari subuh sampai jam 11 siang,
dengan ditemani Istri yang setia,
yang sudah menyediakan sarapan dan teh Rosella hangat.

Nah, Jangan coba2 melakukan itu jika Anda menjadi karyawan di perusahaan ...

^_^

NB :
  • Tapi saya sadar manusia terdiri dari berbagai tipe dan karakteristik. Meski saya ingin mengatakan bahwa ada manusia yang bertipe senang bekerja di kantor, teratur,senang diatur serta siap menghabiskan waktunya di kantor, namun saya tetap cenderung untuk mengatakan bahwa kebenaran hakikinya adalah manusia senang bebas, tanpa ada yang mendikte dan mengaturnya. Mungkin juga penilaian saya ini salah, dan saya tetap menghargai dan sangat mengagumi teman-teman yang memiliki dedikasi di kantornya...
  • ... Meski... saya tidak merasa banyak manfaat yg bisa ditinggalkan untuk anak keturunan, jika Anda menghabiskan usia sebagai pekerja kantor. Anda tak akan bisa meninggalkan suatu sistem yang berjalan dan siap untuk mereka pelajari. Anda hanya bisa melakukan itu jika Anda sebagai seorang Suami atau Ayah memiliki kemandirian yang Anda latih sedikit demi sedikit, dengan penuh kebebasan serta kebahagiaan. Itu pemahaman saya.

  • Meski selanjutnya yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana kalau saya akhirnya mendirikan kantor dan menyerap tenaga kerja? Tidakkah mereka akan mengalami "kesusahan" dan "keterbatasan" hidup seperti yang saya ceritakan? Hm... maka jawabannya adalah Visi Pendirian Kantor tersebut. Itu saja yang bisa saya curahkan, meski ... sebenarnya saya bisa detailkan lebih lanjut. Hanya saja ... insya Allah cukup ^_^

Semoga bermanfaat,

Eko SW

No comments: