Hidup ini sungguh, memang sementara. Pun fana.
Nilai dunia di sisi Allah, tidak akan mampu menyamai sebelah sayap nyamuk (betapa kecilnya!)
Sedikit manusia yang tahu, sadar dan meresapi makna kesementaraan dunia.
Anak-anak saya yang saya cintai ini pun sementara.
Pada akhirnya, entah saya yang mendahului, atau mereka yang mendahului, untuk kembali ke Pencipta.
Itulah hakikat kehidupan.
Tapi tidak selamanya Anda akan mampu memandang hakikat.
Saat saya sedang bercanda-canda dengan Al-Fath dan Al-Kahfi ini, saya tidak benar-benar mampu mengingat kefanaan tersebut : karena mereka nyata dan saya berinteraksi dengannya. Saat saya ber-Ginga dan Qissada, saya bisa tersenyum lepas dan merasakan kebahagiaan.
Itulah kebahagiaan dunia.
Saat ini Al-Kahfi masih 7bulan, berjalan ke 8bulan.
Sesuatu yang membuat saya senang adalah, saya mulai bisa merasakan gerakan-gerakan Capoeira dengan alami. Sebelum ini terasa masih kaku dan agak aneh mencoba gerakan-gerakan baru. Nah, dengan perkembangan yang seperti sekarang, wah, semoga dalam 3-4 tahun lagi, saya sudah mampu ber-Jogo dengan lebih memuaskan.... :)
Mengajari anak-anak Anda, dengan ilmu yang Anda kuasai sendiri, itu sangat memuaskan.
Dan lebih bermakna, karena anak Anda akan merasakan ikatan yang lebih dalam lagi.
Jika Anda sudah mampu melakukan itu, maka itu berarti peran guru formal (guru komputer, guru agama, guru Capoeira, dsb..) sudah mampu Anda gantikan. Selama-lamanya anak Anda akan mengingat dan terkesan sampai akhir hayat dengan ilmu yang Anda turunkan tersebut.
Saya ingin Al-Fath dan Al-Kahfi terus-menerus mendoakan saya nanti, selepas kembalinya saya ke Ar-Rahman : "Ya Allah ampunilah aku, dan ibu bapakku. Dan sayangilah mereka, sebagaimana mereka menyayangi aku semasa aku kecil"
Rabbighfirlii wali wali dayya, warhamhuma, kamaa rabbayani saghira...
Itulah salah satu amal jariyah, yang pahalanya tidak akan putus meskipun Anda dikubur di dalam tanah yang hanya seluas 2x1x1... :)
Alhamdulillah

1 comment:
Ini namanya gembira diatas tangisan sang anak..
Eko.. Eko... tega-teganya kau.
Istighfarlah.
Post a Comment