Hm... apakah hidup ini mudah dipahami? Tidak. Sama sekali tidak.
Kalau Anda mengatakan mudah, yaitu Hidup itu mudah dipahami, maka saya rasa Anda berada pada sisi kebenaran, yang ditutupi dari kenyataan di luar kebenaran itu.
Atau, Anda mempermudah hidup Anda, dengan mengatakan salah, bagi yang berada di luar kotak kebenaran, yang Anda susun demikian rapinya, hingga membuat Anda yakin : di luar kotak ini, salah.
Maka, jika hidup saja sudah sedemikian susah untuk dipahami, apatah lagi tujuan hidup itu sendiri.
Berkali-kali saya berputar-putar ketika terbetik pikiran tentang tujuan hidup. Kalau yang dicintai sudah tidak ada lagi di dunia ini, lalu, apatah lagi hakikat hidup? Dengan menggunakan landasan berpikir dikotomi antara hidup dan mati, maka tentu jawabannya hanya satu, yaitu sisi disebelah kehidupan, yaitu kematian.
Itu, adalah tujuan hidup.
Tidak ada kebenaran lain dari itu.
Iya kan?
...
Tidak. Ada sisi hati yang lain, yang menolak itu semua.
Kalau itu tujuan hidup, hm.., buat apa Allah ciptakan kehidupan demikian rumit, kompleks dan
acak tapi teratur? Indah dan selalu bisa dinikmati.
Hidup adalah untuk mengolah kehidupan. Ini, kata-kata WS Rendra. Mengolah dari yang sudah ada apa adanya tanpa kita usahakan, sehingga menjadi sesuatu yang lebih baik, lebih berguna dari sebelumnya, yang terjadi setelah campur tangan kita atas bahan baku kehidupan ini.
Kalau Anda mengatakan mudah, yaitu Hidup itu mudah dipahami, maka saya rasa Anda berada pada sisi kebenaran, yang ditutupi dari kenyataan di luar kebenaran itu.
Atau, Anda mempermudah hidup Anda, dengan mengatakan salah, bagi yang berada di luar kotak kebenaran, yang Anda susun demikian rapinya, hingga membuat Anda yakin : di luar kotak ini, salah.
Maka, jika hidup saja sudah sedemikian susah untuk dipahami, apatah lagi tujuan hidup itu sendiri.
Berkali-kali saya berputar-putar ketika terbetik pikiran tentang tujuan hidup. Kalau yang dicintai sudah tidak ada lagi di dunia ini, lalu, apatah lagi hakikat hidup? Dengan menggunakan landasan berpikir dikotomi antara hidup dan mati, maka tentu jawabannya hanya satu, yaitu sisi disebelah kehidupan, yaitu kematian.
Itu, adalah tujuan hidup.
Tidak ada kebenaran lain dari itu.
Iya kan?
...
Tidak. Ada sisi hati yang lain, yang menolak itu semua.
Kalau itu tujuan hidup, hm.., buat apa Allah ciptakan kehidupan demikian rumit, kompleks dan
acak tapi teratur? Indah dan selalu bisa dinikmati.
Hidup adalah untuk mengolah kehidupan. Ini, kata-kata WS Rendra. Mengolah dari yang sudah ada apa adanya tanpa kita usahakan, sehingga menjadi sesuatu yang lebih baik, lebih berguna dari sebelumnya, yang terjadi setelah campur tangan kita atas bahan baku kehidupan ini.
(lanjut)
NB:
- Jitu sekali apa yang dikatakan beliau (WS Rendra). Membuat saya relaks dalam menjalani kehidupan
- Indah terasa ...
No comments:
Post a Comment